Sabtu, 31 Januari 2009

laba-laba penolong

ﺎﻠﺴﻼﻡ‍ﻋﻟﻴﻜﻡ‌ﻭﺭﺤﺔ‍ﺍﷲ‍ﻭﺒﺭ‌ﮐﺎ ﺘﻪ

KISAH AL-QUR`AN

Laba-laba di Gua Tsur Ditugasi Menyelamatkan Rasulullah

Aku adalh laba-laba gunung. Aku lahir di Gua Tsur, sebelah selatan kota Makah. Sebuah kota yang menurut leluhurku ada Baitullah, Rumah Allah, dan di sana sudah hadir seorang nabi, Nabi Muhammad SWA.

Aku tinggal di gua dan tidak bisa sampai ke kota Makkah, karena langkahku yang terbatas. Aku hanya tinggal di rumahku, yang kata orang rumah yang paling lemah di dunia. Namun itu sudah nasibku, aku berserah diri kepada Allah. Aku tidak minta dilahirkan di mana, di kota mana, dan sebagai bangsa apa. Yang penting aku bisa hidup di tempat itu, sejahtera, dan menjadi bagian dari makhluk yang menyembah Allah, Rabbul alamin.

Sampai suatu saat, aku dengar ada percakapan makhluk lain di dekatku. “Siapakah di antara makhluk Allah yang mendiami gua ini?”

Tak ditanya, Jibril, penghulu malaikat, sudah berdiri di depan gua. Maka langsung aku bersimpuh hormat kepada hamba Allah yang setia itu.”Perkenalkan, aku laba-laba penghuni Gua Tsur.”

Jibril dengan singkat berkata bahwa sebentar lagi Nabi Muhammad dan temanya, Abu Bakar Shiddiq, akan dating.

Mendengar itu, betapa senangnya hatiku, sebab banyak makhluk ingin berdekatan dengan beliau tetapi justru manusia agung itu dating berkunjung ke rumahku.

Belum sempat aku menjawab penyataan Jibril, dia sudah menghilang. Namun samar-samar kudengar dia menyuruhku untuk membangun sarang laba-laba di mulut gua pada saatnya nanti.

Sejurus kemudian dating Nabi Muhammad bersama Abu Bakar. Masya Allah, orang yang dimuliakan itu dating mengunjungiku. Betul-betul sebuah kebahagiaan yang tidak terkira dapat melihat wajahnya.

Aku mempersilakan keduanya untuk masuk ke dalam rumahku, dan mereka langsung bergegas masuk. Sepertinya ada yang disembunyikan dari diri mereka. Naluriku berjata, ada bahaya yang akan datang.

Maka, sesuai perintah Jibril, dengan cepat aku pun membangun sarang laba-laba di mulut goa.

Tak lama kemudian, muncul beberapa orang bengis dengan membawa pedang dan tombak mendatangi goa. Mereka kelihatan ingin membunuh Nabi Muhammad. Hal ini aku ketahui dari pembicaraan mereka.

Salah satu di antara berkata, ”Kalau seseorang masuk ke sini, tentu tidak akan ada sarang laba-laba di pintu gua.”

Aku tetap berjaga dengan tenag, tetapi kurasakan kegelisahan Abu Bakar. Ia berkata kepada Nabi Muhammad, ”Kalau seseorang masuk ke sini, tentu tidak akan ada sarang laba-laba di pintu gua.”

Aku tetap berjaga dengan tenang, tetapi kurasakan kegelisahan Abu Bakar. Ia berkata kepada Nabi Muhammad, “Kalau salah seseorang di antara mereka melihat dari bawah kakinya, tentu dia melihata kita.”

Rasullah SAW tetap diam dan meminta agar sahabat tercintanya itu tenang.

Tiba-tiba ruang gua itu dipenuhi para malaikat. Aku dengar dari salah satu di antara mereka, “Kalau kalian tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sementara itu dia adalah salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua pada saat dia berkata kepada temanya, “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah berserta kita. Maka Allah menurunkan ketenanganya-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang tidak kalian lihat, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itukah yang rendah. Dan , kalimat Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. “-QS At-Tawbah (9):40.

Aku bertanya kepada para malaikat tersebut mengapa mereka datang ke tempat itu.

Salah satu di antara mereka mengatakan, mereka ditugasi oleh Allah untuk melindungi Nabi Muhammad dan sahabatnya dari ancaman pembunuhan kaum musyrikin Makkah yang hendak mencegah keduanya hijrah ke Madinah.

Aku proyes, “Aku sudah diyugasi lebih dulu menjaga Rasulullah. Mengapa kalian ikut campur?”

Malaikat itu tidak menjawab pertanyaanku. Mereka hanya mengatakan, “Kami hanya tunduk kepada perintah Allah dan menjalankan apa yang dikehendaki-Nya”.

Aku tidak mengerti. Aku menangis. Namun aku telah menjalankan tugasku. Setiap makhluk punya tugas sendiri-sendiri. Dan mungkin inilah batas tugasku, dan aku tidak mengerti batas tugas makhluk lainya.

Sub-hanallah!!! Aku lihat, Nabi berdiri menjalankan shalat dan diikuti sahabatnya. Maka aku pun akit berdiri dan mengikuti beliau. Tugas makhluk adalah menjalankan perintah Allah……

وﺍﻟﺴﻼﻡﻋﻟﻴﮑﻡورﺤﻣﺔاﷲ‍وﺑرﮐﺎﺗﮫ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar